Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan variabel hutang dagang dan likuiditas perusahaan serta menjelaskan pengaruh hutang dagang terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Penulisan ini menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yang menggunakan uji statistik, Objek penulisan ini adalah UD Las Surya Agung yang berlokasi di Jalan Ketintang Permai AA-0l Surabaya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 tingkat likuiditas perusahaan dapat dikatakan cukup baik, karena setiap tahun tingkat likuiditasnya selalu mengalami peningkatan, walaupun tingkat rasio masih ada yang dibawah standart yang umum dipakai, yaitu untuk Current ratio sebesar 2:1, Quick Ratio sebesar 1:1, dan Cash Ratio sebesar 1:1. Hal ini tetap menunjukkan bahwa perusabaan selalu berusaha memperbaiki diri. Tingkat likuiditas perusahaan selama lima tahun secara analisa kuantitatif menunjukkan hutang dagang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio dan Cash Ratio, karena nilai probabilitas Current Ratio dan Cash Ratio masing-masing adalah sebesar 0,049 dan 0,02 dan kedua nilai ini lebih besar dari nilai α yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Tetapi dilain pihak, hutang dagang yang ada dalam perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Quick Ratio, karena nilai probabilitasnya lebih dari nilai α yang telah ditentukan yaitu 0, I05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, saran yang dapat disampaikan kepada UD Las Surya Agung adalah: 1. Sebaiknya UD Las Surya Agung melakukan perbaikan dalam system pengendaliannya, seperti dalam hal pencatatan setiap transaksi yang tetjadi yang juga harus disertai dengan bukti transaksi yang menyertainya. Sehingga akan terwujud kontrol keuangan yang lebih baik; 2. Menambah jumlah aktiva lancar seperti menambah pada pos kas dan bank dengan jalan memaksimalkan penagihan terhadap piutang dagang, sehingga jumlah penerimaan perusahaan pada pos kas dan bank dapat meningkat; 3. Mengurangi pembiayaan atau pembelian keburuhan perusahaan yang berasal dari hutang, dan berusaha memenuhi kebutuhan perusahaan melalui modal sendiri ataupun aktiva yang dirniliki oleh perusahaan.