Image of Laporan Tugas Akhir Pengaruh Penetapan Harga Pokok Persediaan Bahan Baku terhadap Laba Kotor

Text

Laporan Tugas Akhir Pengaruh Penetapan Harga Pokok Persediaan Bahan Baku terhadap Laba Kotor



Penetapan harga pokok persediaan bahan baku sangat mempengaruhi Harga Pokok Produksi perusahaan dalam menghasilkan produknya. Yang nama Harga Pokok Produksi tersebut berpengaruh pula terhadap Laporan Laba Rugi perusahaan. Pengambilan keputusan terhadap penetapan harga pokok persediaan bahan baku merupakan keputusan yang sangat vital. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi perolehan keuntungan terhadap pemilihan metode mana yang tepat digunakan bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode penentuan harga pokok persediaan bahan baku manakah yang paling sesuai digunakan untuk mengukur tingkat laba kotor perusahaan. Lokasi penelitian dilaksanakan di PT Surya Sakti Utama Surabaya yang beralamat di Jl. Tanjung Sari 12 Tandes Surabaya. PT Surya Sakti Utama Surabaya merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi sandal japit atau yang lebih dikenal dengan nama dagang "Ardiles". Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis masalah yang dihadapi oleh perusahaan dari segi financial adalah kurang tepatnya perusahaan dalam menetapkan harga pokok persediaan bahan baku yaitu dengan menggunakan metode Average. Sehingga Harga Pokok Produksi yang dikeluarkan perusahaan terlalu tinggi dan laba yang dihasilkan menjadi rendah. Tetapi secara penerapan metode Average sudah sangat tepat digunakan untuk penetapan harga pokok persediaan bahan baku. Laba kotor yang dihasilkan apabila perusahaan menggunakan metode FIFO dengan sistem perpetual maupun periodik adalah sebesar Rp 30.034.138.500 dengan Harga Pokok Produksi sebesar Rp 46.411.236.500. Sedangkan apabila perusahaan menggunakan metode average dengan sistem perpetual laba kotor yang dihasilkan adalah Rp. 30.034.010.500 dengan Harga Pokok Produksi sebesar Rp.46.411.364.500 dan apabila menggunakan metode Average dengan sistem periodik maka laba kotor yang dihasilkan sebesar Rp. 30.032.538.500 dengan Harga Pokok Produksi Rp. 46.412.836.500. Setelah dilakukan analisis data diperoleh bahwa dari beberapa metode penetapan harga pokok persediaan bahan baku yang lebih besar dalam menghasilkan laba kotor adalah penetapan harga pokok persediaan bahan baku dengan menggunakan meode FIFO baik secara perpetual maupun periodik. Tetapi secara penerapan yang paling tepat digunakan untuk penetapan harga pokok persediaan bahan baku adalah metode Average. Karena metode tersebut sangat praktis dan murah untuk digunakan. Oleh sebab itu dalam penetapan harga pokok yang berkaitan dengan persediaan bahan baku diharapkan perusahaan tetap menggunakan metode Average. Meskipun secara financial laba kotor yang dihasilkan lebih kecil dari metode FIFO, tetapi selisih dari kedua metode tersebut tidak terlalu besar hanya Rp. 128.000 dengan prosentase 0,000426% apabila dibandingkan dengan metode Average dengan sistem perpetual. Dan apabila dibandingkan dengan metode Average dengan sistem periodik maka selisihnya sebesar Rp. 1.600.000 dengan prosentase 0,00533%.


Ketersediaan

#
My Library TA.AK-084.YUL.2006
130TA
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
TA.AK-084.YUL.2006
Penerbit Program Studi Akuntansi Politeknik NSC : 2023.,
Deskripsi Fisik
xi, 67hlm.; 29,7cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
TA AK-084
Tipe Isi
text
Tipe Media
other
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
1 Eksemplar
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog